Eksplorasi Sejarah di Benteng Kuto Besak, Ikon Kebanggaan Palembang

Benteng Kuto Besak (BKB) merupakan salah satu situs bersejarah yang berasal dari era Kesultanan Palembang, dan kini telah menjadi ikon penting dari kota Palembang. Lokasinya berada di Jalan Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan dengan kode pos 30113.

Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang sejarah dan berbagai daya tarik yang ditawarkan oleh Benteng Kuto Besak. Mari kita jelajahi bersama informasi selengkapnya di bawah ini.

Sejarah & Asal-Usul Benteng Kuto Besak

Menurut informasi dari situs resmi kota Palembang, Benteng Kuto Besak merupakan salah satu struktur istana Keraton Palembang Darussalam dari abad ke-18.

Berdasarkan Ensiklopedia: Seni, Budaya, dan Pariwisata Kota Palembang karya Syarifussin dan rekan-rekan, pembangunan benteng ini dimulai pada tahun 1772 atas inisiatif Sultan Muhammad Bahaudin, pemimpin Kesultanan Palembang kala itu.

Sebagaimana tercatat dalam buku Khazanah Kota Palembang oleh Syarifuddin dan kawan-kawan, Benteng Kuto Besak secara resmi diresmikan pada tanggal 23 Februari 1790, setelah proses pembangunan selama kurang lebih 18 tahun.

Wisata di Padang ini memiliki ketinggian sekitar 9,9 meter, dengan dimensi 288,75 meter x 183,75 meter dan ketebalan dinding mencapai 1,99 meter, menghadap ke arah tenggara dan mengarah langsung ke Sungai Musi.

Benteng Kuto Besak dibangun menggunakan batu bata, yang direkatkan dengan campuran berbahan dasar batu kapur, bahan ini diambil dari wilayah hulu Sungai Ogan.

Benteng ini didirikan dengan tujuan utama sebagai benteng pertahanan Kerajaan Palembang Darussalam terhadap serangan musuh dan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Palembang selama era Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821).

Nama 'Kuto Besak' memiliki arti yang mendalam, dimana 'kuto' berarti kota atau puri, 'benteng' merujuk pada struktur pertahanan, dan 'besak' berarti besar, menunjukkan skala besar struktur ini.

Benteng ini dilengkapi dengan tiga pintu gerbang, dengan gerbang utama berada di sisi tenggara, serta dua gerbang lainnya di timur laut dan barat. Kini, hanya gerbang barat yang masih berdiri.

Dalam sejarahnya, Benteng Kuto Besak pernah diserang dan dibakar oleh Belanda selama Ramadan pada tahun 1236 Hijriah, saat Sultan Mahmud Badaruddin II dibuang ke Pulau Ternate.

Pada tanggal 1 Juli 1821, benteng ini akhirnya jatuh ke tangan Belanda di bawah komando Jenderal Mayor Hendrik Markus Baron de Kock.

Setelahnya, benteng ini juga dimanfaatkan oleh Susuhunan Husin Dhiauddin (Sunan Mudo) bersama Belanda. Kini, Benteng Kuto Besak telah berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan kota Palembang.

Pesona Benteng Kuto Besak sebagai Destinasi Wisata

Benteng Kuto Besak kini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang favorit bagi masyarakat Palembang serta pengunjung dari berbagai wilayah. Berikut adalah beberapa aspek yang menjadikan Benteng Kuto Besak tempat yang menarik:

1. Posisi Sentral

Benteng Kuto Besak terletak di lokasi yang sangat strategis, dikelilingi oleh beberapa sungai penting seperti Sungai Musi, Sungai Sekanak, Sungai Tengkuruk, dan Sungai Kapuran, menjadikannya berada di pusat kota Palembang.

Lokasinya yang dekat dengan landmark terkenal seperti Jembatan Ampera dan Masjid Agung Palembang menambah nilai plus bagi benteng ini.

2. Kehidupan Malam yang Meriah

Di malam hari, khususnya pada akhir pekan, Benteng Kuto Besak menjadi tempat yang ramai dan hidup.

Pemerintah kota Palembang telah mengubah esplanade di depan benteng menjadi sebuah plaza yang menyediakan ruang bagi masyarakat dan pengunjung untuk berbagai aktivitas.

Plaza ini menjadi titik kumpul populer, tempat orang-orang menikmati suasana malam, berjalan-jalan, dan bersantai di depan benteng.

3. Simbol Ikan Belida

Salah satu penambah keunikan Benteng Kuto Besak adalah adanya ikon ikan belida yang terletak di pusat benteng, memberikan daya tarik tersendiri kepada lokasi ini.

Pengalaman bersantai di sore hari sambil menikmati keindahan aliran Sungai Musi dan Destinasi Wisata Palembang lainnya dapat memberikan ketenangan dan melepaskan kepenatan.

4. Pesona Lampu dan Sungai Musi

Momen paling istimewa di Benteng Kuto Besak terjadi dari sore hingga malam hari, ketika lampu-lampu berwarna-warni mulai menyala, memperindah benteng ini.

Pada waktu tersebut, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan Sungai Musi yang memukau, menambah suasana romantis dan nyaman di benteng ini.

 

Dengan informasi ini, kini Anda memiliki gambaran yang lebih jelas tentang Benteng Kuto Besak, dari sejarahnya hingga menjadi landmark yang tidak hanya penting secara historis tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya di Palembang.